penyediaanair bersih yang menentukan jumlah produksi air bersih/minum yang layak didistribusikan ke beberapa tandon/reservoir dengan sistem pengaliran gravitasi atau pompanisasi. Unit produksi merupakan unit bangunan yang mengolah jenis-jenis sumber air menjadi bersih. Teknologi pengolahan disesuaikan dengan sumber air yang ada. 3. Unit
pendekatankolaboratif untuk mengatasi kasus-kasus lingkungan yaitu Indonesia. Permasalahan utama negara berkembang seperti Indonesia, terutama di daerah perkotaan yaitu kemacetan lalu lintas, permukiman kumuh, kebutuhan akan air bersih, maupun kebutuhan akan udara yang sehat. Hafis, Hakim, dan Haryono menambahkan
Olehkarena itu, diperlukan adanya strategi pengembangan agroindustri untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi sebagai upaya untuk tetap menjaga profitabilitas, pertumbuhan, dan kelangsungan usaha serta peningkatan volume penjualan. dan lain-lain. Pembersihan ini dilakukan dengan mencuci bahanbahan dengan air yang mengalir agar kotoran
Koleramerupakan salah satu penyakit yang kerap ditimbulkan akibat mengonsumsi air tidak bersih. Kolera ini disebabkan oleh bakteri vibrio chlorae yang dibawa oleh feses. Biasanya air yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari, seperti untuk mencuci makanan atau untuk diminum sudah terkontaminasi oleh feses yang larut terbawa air.
Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd Nợ Xấu. 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID bPsCKDdBoDPPIXkhtt3fBYHL_WQQ_9OM4X5ptL6QFUOYQx8RFL_smg==
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan cermat. Karena untuk mendapatkan air yang bersih, sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah dari kegiatan rumah tangga, limbah dari kegiatan industri dan kegiatan-kegiatan lainnya. Dan ketergantungan manusia terhadap air pun semakin besar sejalan dengan perkembangan penduduk yang semakin meningkat. Masalah air merupakan masalah yang utama, baik masalah penyediaan air bersih di kota dan di desa, pencemaran air, serta masalah penyaluran dan pengelolaan air buangan penduduk dan industri. Air sangat dibutuhkan oleh semua mahluk di dunia. Oleh karena itu, seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia berbagai upaya dilakukan untuk menyediakan air bersih yang aman bagi kesehatan. Adapun air yang sehat harus memenuhi empat kretiria parameter, yaitu sebagai berikut Pertama adalah parameter fisik yang meliputi padatan terlarut, kekeruhan , warna, rasa, bau, dan suhu. Kedua adalah parameter kimiawi yang terdiri atas berbagai ion, senyawa beracun, kandungan oksigen terlarut dan kebutuhan oksigen kimia. Ketiga adalah parameter biologis meliputi jenis dan kandungan mikrooganisme baik hewan maupun tumbuhan. Keempat adalah parameter radioaktif meliputi kandungan bahan – bahan radioaktif. Indonesia memiliki 6% potensi air dunia atau 2 % potensi air di Asia Pasifik. Tapi ironisnya, setiap tahun Indonesia mengalami krisis air bersih secara kualitas maupun kuantitas. Sumber air alam semakin menyusut dan air bersih olahan semakin mahal. Sebanyak 13 sungai yang melewati ibukota Indonesia bahkan tercemar bakteri E-coli, termasuk 70 persen air tanahnya. Di Indonesia, masalah air bersih merupakan masalah klasik yang tidak kunjung usai diberantas. Pada tahun 2013 ini, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 250 juta jiwa. Dari jumlah yang begitu banyak, hanya sekitar 20% saja yang memiliki akses terhadap air bersih. Itu pun kebanyakan dari daerah perkotaan yang menikmati air bersih. Sedangkan sisanya, sekitar 80% dari rakyat Indonesia masih mengkomsumsi air yang bisa dikatakan hampir tidak layak dan bahkan tidak layak untuk dikomsumsi. Mengatasi Permasalahan Air Bersih Dengan Membuat Penampungan Air Hujan Air merupakan hal yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Tidak ada manusia yang dapat hidup tanpa air. Bahkan fakta membuktikan bahwa manusia dapat menahan lapar lebih lama daripada menahan haus. Coba bayangkan apa jadinya apabila kita kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan kita. Indonesia sebagai negara yang beriklim tropis, memiliki curah hujan rata-rata diatas 2 meter per tahun. Yang artinya kalau semua air hujan yang turun tidak mengalir ke mana-mana, tidak meresap dan tidak menguap maka Indonesia terendam setinggi 2 meter. Jumlah yang terlalu banyak, sehingga malah menimbulkan keluhan. Kita senang di hari-hari pertama musim hujan, lalu mengeluh di hari-hari berikutnya dan sangat lega ketika musim hujan akhirnya benar-benar pergi. Dengan curah hujan yang demikian tinggi, seharusnya air hujan bisa dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif sumber air bersih di Indonesia. Sayangnya, ketika curah hujan di Indonesia cukup tinggi, masyarakat masih jarang yang memanfaatkannya. Air hujan yang begitu berlimpah, lebih banyak terbuang sia-sia dibanding untuk dimanfaatkan. Sedangkan saat curah hujan sangat rendah, masyarakat justru kekurangan air. Hal ini menjadi suatu ironi yang tidak terelakkan ketika negara lain yang curah hujannya terbatas bisa memanfaatkan air hujan dengan sangat baik seperti Inggris. Dengan curah hujan hanya sekitar 700 mm/tahun saja, Inggris tidak pernah mengalami kekurangan air. Mereka membangun danau-danau buatan untuk menampung air hujan, sehingga pada saat musim kemarau datang mereka tetap memiliki cadangan air. Oleh karena itu, air hujan perlu dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif, jika tidak ingin kekurangan air bersih saat musim kemarau. Lantas bagaimana cara memanfaatkan air hujan tersebut? Banyak cara untuk memanfaatkan air hujan tersebut, salah satunya adalah dengan membuat Penampungan Air Hujan PAH. Dari pengalaman saya sejak kecil, air bersih merupakan salah satu permasalahan utama di daerah saya. Namun, permasalahan tersebut tidak membuat warga kehabisan akal untuk mendapatkan air bersih. Salah satu cara warga untuk mendapatkan air bersih adalah dengan menampung air hujan saat musim hujan tiba. Cara ini sangat efektif untuk mendapatkan air bersih, walaupun tidak semua bak Penampungan Air Hujan yang dibuat oleh warga mampu bertahan selama musim kemarau. Dengan membuat bangunan penampungan air hujan, warga secara tidak langsung telah memberikan contoh penyediaan air baku mandiri dengan sistem pemanenan air hujan, meskipun saat penggunaannya berlangsung singkat. Di daerah saya, bak Penampungan Air Hujan dengan kedalaman 4 meter sudah termasuk dengan ketinggian 1 meter diatas tanah, dapat bertahan 3-4 bulan pemakaian. [caption id="attachment_292868" align="aligncenter" width="353" caption="Sumber Ilustrasi Gambar Pada dasarnya, bangunan Penampungan Air Hujan sangat sederhana cara pembuatannya. Adapun cara warga membuat bak penampungan air hujan dan cara kerjanya adalah sebagai berikut Pertama-tamawarga menggali tanah disekitar tempat tinggal mereka dengan diameter 1,5-2,5 meter. Dengan diameter tersebut, warga menggali sesuai dengan keinginan dan kemampuan finansial yang mereka miliki. Setelah kedalaman galian sesuai dengan yang di inginkan, maka dilakukan plesteran dan acian agar nanti musim hujan bisa digunakan untuk menampung air hujan. Sebelum musim hujan tiba, bak penampungan yang sudah selesai pengerjaannya dibuatkan penutup, baik dengan menutup langsung dengan plat beton atau dengan membuatkan penutup dari bambu/kayu. Setelah penutup selesai dikerjakan, maka bagian terakhir adalah dengan membuat saluran air yang dihubungkan dengan atap rumah. Demikianlah apa yang dapat saya sampaikan mengenai pemanfaatan air hujan. Semoga pengalaman yang saya tuliskan lewat artikel ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Selamat membaca, Salam Kompasianer. Makassar, 17 November 2013 Penulis Arif Rahman Sumber Referensi Lihat Catatan Selengkapnya
Tidak dapat dipungkiri jika manusia sangat bergantung terhadap air. Namun, tidak hanya manusia yang bergantung terhadap air. Tumbuhan dan alam pun sangat membutuhkan air. Sayangnya, akses untuk mendapatkan air bersih secara merata sepanjang tahun masih menjadi masalah di banyak tempat, termasuk di Indonesia. Sayangnya, manusia masih banyak yang menyalahgunakan sumber daya air yang ada di bumi. Di samping itu, permasalahan air bersih muncul karena buruknya kualitas air tanah dan air sungai untuk dikonsumsi sehari-hari. Kemudian, ada pula faktor cuaca, topografi wilayah, hingga kurangnya sarana prasarana yang menjadi faktor kesulitan mendapatkan air bersih. Hal inilah yang perlu diatasi untuk menghadapi permasalahan air bersih. Di Indonesia, hampir 119 juta penduduknya belum mendapat akses untuk mendapatkan air bersih. Hanya sekitar 20 persen yang dapat mengakses air bersih, itu pun hanya di daerah perkotaan. Sedangkan hampir 80 persen terpaksa mengonsumsi air yang tidak layak. Jika air yang tidak layak ini terus dikonsumsi manusia, secara tidak langsung tubuh akan berfungsi menjadi filter yang akan menyaring racun dan polutan yang terkonsumsi oleh tubuh. Dalam jangka pendek, konsumsi air yang tidak bersih akan menyebabkan penyakit ringan seperti diare. Namun, dalam jangka panjang, penggunaan air kotor secara terus-menerus mendatangkan dampak yang lebih parah, yakni bangkitnya epidemi penyakit. PENYAKIT YANG DITIMBULKAN AKIBAT AIR TAK LAYAK Menurut penelitian yang dilakukan oleh WHO, penyakit yang ditimbulkan akibat mengonsumsi air tidak layak adalah kolera, hepatitis, polymearitis, disentrin trachoma hingga penyakit cacingan. Diare Penyakit diare merupakan penyakit yang kerap muncul di daerah dengan permasalahan air bersih. Diare merupakan reaksi awal yang diberikan oleh tubuh karena perut berlawanan dengan bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Di Indonesia sendiri, hampir 42 persen dari jumlah penduduk terkena diare. Diare yang disertai dengan muntah muntaber memiliki gejala buang air secara terus menerus, muntah dan kejang perut. Jika tidak ditangani dengan serius, diare akan memiliki efek jangka panjang, yaitu tifus hingga kanker usus. Gondokan Penyakit gondokan ini timbul akibat masyarakat mengonsumsi air yang memiliki banyak kandungan garam yang tinggi, seperti daerah pesisir pantai atau masyarakat yang tinggal di sekitar pelabuhan. Gejala awal penyakit gondokan ini adalah munculnya benjolan yang tidak biasa pada leher. Ukuran benjolannya pun berbeda-beda dan sering kali tidak menimbulkan keluhan apa-apa. Namun, benjolan tersebut dapat memengaruhi pernapasan dan menyebabkan penderita sulit bernapas jika ukurannya semakin besar. Leptospirosis Leptospirosis ditimbulkan akibat bakteri leptospira yang dibawa oleh tikus melalui kotorannya atau pun kencingnya. Masyarakat yang tinggal dengan lingkungan tidak bersih biasanya air saluran pembuangan menyatu dengan air yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Hal inilah yang membuat kotoran tikus akan ikut larut dan akhirnya dikonsumsi masyarakat. Gejala leptospirosis diawali dengan mata menguning demam yang tinggi, muntah-muntah hingga tidak sadarkan diri. Lebih parahnya, leptospirosis akan menimbulkan komplikasi dan mengganggu kondisi paru-paru dan ginjal. Filariasis kaki gajah Filariasis atau penyakit gajah adalah penyakit menular yang disebabkan akibat infeksi cacing filarial. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk yang banyak berkembang biak di daerah kotor. Penyakit ini menyerang saluran kelenjar limfa atau kelenjar getah bening. Filariasis ini menyerang semua umur dan bisa menimbulkan kecacatan, mendapatkan stigma sosial, hingga hambatan psikologis. Gejala awal dari penyakit filariasis ini adalah demam yang berulang-ulang dan semakin parah jika kita bekerja yang berat, timbul benjolan dan terasa nyeri pada lipatan paha atau ketiak, hingga terjadi pembengkakan pada kaki, tangan, dan skrotum. Jika semakin akut, filariasis akan menimbulkan pembesaran pada kaki, tangan, skrotum, dan payudara. Lama-kelamaan pembengkakan tersebut akan menyebabkan kecacatan permanen. Kolera Kolera merupakan salah satu penyakit yang kerap ditimbulkan akibat mengonsumsi air tidak bersih. Kolera ini disebabkan oleh bakteri vibrio chlorae yang dibawa oleh feses. Biasanya air yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari, seperti untuk mencuci makanan atau untuk diminum sudah terkontaminasi oleh feses yang larut terbawa air. Gejala umum jika seseorang terkena kolera adalah diare, muntah-muntah hingga kram atau kejang perut. Jika permasalahan air ini terus dibiarkan, efek jangka panjangnya tidak hanya akan berdampak terhadap kelangsungan hidup makhluk hidup tapi juga merugikan bagi lingkungan. Beberapa efek yang ditimbulkan adalah menurunnya kadar jumlah oksigen, mematikan binatang-binatang yang ada di air, mengganggu kehidupan biota laut, mengganggu kesuburan tanah, hingga akan meningkatkan kecepatan reaksi kimia. UPAYA YANG DILAKUKAN PEMERINTAH UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN AIR BERSIH Dari penelitian ditemukan bahwa permasalahan air bersih di tanah air disebabkan oleh buruknya pengelolaan air. Sistem pengelolaan yang selama ini diterapkan tidak sesuai dengan tata ruang dan wilayah yang berwawasan lingkungan. Dalam melakukan berbagai pembangunan infrastruktur, kita kerap abai terhadap konservasi sumber daya air. Bahkan, instalasi pengolahan air limbah dan daur ulang tidak dianggap begitu penting. Untuk mengatasi permasalahan air bersih, sebenarnya pemerintah sudah melakukan berbagai upaya. Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah menerapkan teknologi yang terpadu dengan sistem pengelolaan berbasis ekosistem. Bersama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI, pemerintah konsisten melakukan penelitian dan menerapkan konsep One Island, One Plan, One Water. Selain itu, pemerintah juga telah melakukan analisis air dan distribusi air bersih melalui PDAM. Lebih jauh lagi, untuk mengatasi permasalahan air bersih, LIPI berupaya membersihkan limbah yang mencemari danau dan waduk. Hal tersebut bertujuan untuk mengembalikan fungsi asal dari danau dan waduk. Untuk mencapai tujuan tersebut, LIPI telah mengembangkan sistem lahan basah atau wetland. Penerapan sistem ini berfungsi untuk menyerap limbah berupa nitrogen, logam berat, dan fosfor. Upaya ini sudah dilakukan di Situ Cibuntu, Cibinong, Jawa Barat dan Danau Maninjau, Sumatera Barat. Mereka menanam tanaman yang sangat efektif untuk menyerap limbah, yaitu cyperus dan bunga kana. Tidak hanya itu, pihak LIPI juga telah memperkenalkan sistem injeksi reservoir untuk menjaga ketahanan air. Secara teknis, sistem injeksi reservoir ini berupa sumur terbuka, menara embung atau tangki air yang dihubungkan pipa ke lapisan tanah sampai akuifer. Nah, meski telah melakukan berbagai upaya, pemerintah masih belum dapat sepenuhnya mengatasi permasalahan krisis air bersih yang kerap melanda negeri. Berbagai faktor menjadi kendala. Namun, bukan berarti masalah ini tidak dapat diatasi. Jika Anda ingin turut berpartisipasi dalam upaya mengentaskan permasalahan air bersih ini, cara yang bisa Anda lakukan adalah dengan bergabung menjadi relawan sedekah air. Untuk bergabung menjadi relawan sedekah air, Anda cukup klik link berikut ini Lalu, isi data diri Anda dalam formulir uang sudah disediakan. Selain itu, Anda juga dapat mengunduh aplikasi sedekah air yang terdapat di Google Play. Info detail, silakan hubungi kami di nomor 0895 8003 46968. Selamat bergabung! *Artikel ini merupakan sumbangan dari perusahaan desain Mehibi. Untuk kontribusi tulisan/artikel, klik tautan berikut Untuk kontribusi dalam bentuk lain, hubungi email berikut [email protected]
› Humaniora›Berdayakan Masyarakat untuk... Air bersih dan sanitasi merupakan salah satu kebutuhan vital di masyarakat, tetapi masih banyak wilayah yang terkendala akses ini. Upaya mengelola tata kelola air dapat dilakukan dengan pemberdayaan masyarakat. KOMPAS/RADITYA HELABUMI RAD 18-03-2016Penjual air keliling mengisi air ke dalam jeriken dari bak penampungan di Jalan Inspeksi Kali Duri, Pejagalan, Jakarta Utara, Jumat 18/4/2016. Penjual air keliling membantu warga untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Saat ini program perpipaan air bersih untuk warga terhambat oleh terbatasnya sumber bahan KOMPAS — Krisis ketersediaan air bersih dan buruknya sanitasi masih menjadi permasalahan yang dihadapi masyarakat global, termasuk Indonesia. Aspek pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan perubahan perilaku kebersihan dan sanitasi secara partisipatif dinilai dapat mengatasi permasalahan Bidang Kesehatan dan Water Hygiene Pengurus Pusat Palang Merah Indonesia PP PMI Fachmi Idris mengemukakan, air bersih merupakan salah satu kebutuhan vital di masyarakat. Namun, Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB pada 2019 mencatat, sebanyak 2,2 miliar orang atau seperempat populasi dunia masih kekurangan air minum yang aman dikonsumsi. ”Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, air di Indonesia menjadi kebutuhan yang sangat vital dan pokok dalam kegiatan keagamaan. Dalam aspek kesehatan, kurangnya akses terhadap air bersih dan sanitasi juga menjadi salah satu penyebab diare,” ujarnya dalam webinar terkait air bersih, Jumat 23/12/2022 Kesehatan Dunia WHO tahun 2017 melaporkan, secara global hampir 1,7 miliar kasus diare pada anak terjadi setia tahun. Bahkan, diare tercatat membunuh sekitar anak berusia di bawah lima tahun setiap tahun karena kurangnya air bersih dan sanitasi yang menekankan bahwa kebutuhan terhadap air bersih harus menjadi perhatian semua pihak. Sebab, setiap hari kebutuhan terhadap air bersih ini terus meningkat seiring dengan perubahan perilaku masyarakat selama pandemi Covid-19, khususnya terkait dengan mencuci tangan dan WIJAYANTOAnak-anak berenang di samping WC umum yang berada di atas Kali Ciliwung di kawasan Kampung Melayu, Jakarta timur, Minggu 18/11/2018. Saat ini tercatat persen warga DKI sama sekali tidak memiliki akses ke temuan riset Indonesia Water Institute IWI tahun 2021, kebiasaan masyarakat dalam mencuci tangan lebih dari 10 kali sehari meningkat dari 18 persen menjadi 82 persen saat pandemi. Kebiasaan mandi lebih dari tiga kali sehari juga meningkat dari 27 persen saat situasi normal menjadi 72 persen selama pemberdayaan masyarakat sangat penting dalam mengatasi permasalahan air bersih dan demikian, kebutuhan yang meningkat selama pandemi ini tidak diiringi dengan pemerataan akses air bersih, fasilitas sanitasi yang memadai, dan promosi kesehatan. Oleh karena itu, PP PMI dengan sejumlah pihak terus berupaya mengatasi permasalahan ini dengan menerapkan program air, sanitasi, dan kebersihan WASH dalam keadaan darurat dan pemberdayaan masyarakat dalam situasi juga Warga di Ambang Krisis Air Bersih”Aspek pemberdayaan masyarakat sangat penting dalam mengatasi permasalahan air bersih dan sanitasi. PMI selalu melakukan pemberdayaan dengan dukungan dari donor maupun pihak ketiga. Jadi, ada panduan dan pegangan dalam pendekatan perubahan perilaku kebersihan dan sanitasi secara partisipatif," tutur aspek pemberdayaan, permasalahan ini juga dapat diatasi dengan pendekatan pengolahan air yang aman di rumah tangga saat keadaan normal maupun darurat. Program WASH dengan pemberdayaan masyarakat ini juga sudah dilakukan di sejumlah daerah, seperti di Jawa Timur, yakni Lumajang dan Blitar, serta di Kalimantan Timur, yakni Kutai Timur dan itu, PMI juga terus meningkatkan aspek sumber daya manusia di bidang WASH, pemenuhan berbagai peralatan tanggap darurat bencana PDB, dan sentralisasi peralatan. Pemenuhan peralatan PDB juga menjadi fokus karena masalah air bersih dan sanitasi kerap dijumpai dalam setiap wilayah yang dilanda bencana.”Hal terpenting dalam membangun ketangguhan masyarakat di bidang air bersih dan sanitasi adalah pelibatan pemangku kepentingan. Sebab, ujung dari program semacam ini adalah keberlanjutan,” sumber airKetua Yayasan Wakaf IKRA Padjajaran Ahmad Kadarsyah mengatakan, dasar kemajuan suatu bangsa adalah ketersediaan air bersih untuk pertanian dan kesehatan. Meski awalnya tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam aspek tata kelola air, Yayasan Wakaf IKRA berupaya turut mengatasi persoalan ketersediaan air bersih di Sumedang, Jawa juga Air Tanah Solusi Krisis Air Bersih PerkotaanMenurut Kadarsyah, upaya yang dilakukan Yayasan Wakaf IKRA dalam mengatasi persoalan ini adalah dengan melakukan konservasi sumber air dari sungai dan mata air. Kemudian, dilakukan juga upaya teknis lainnya untuk menarik air dengan pipanisasi dan pembuatan sumur resapan.”Melalui berbagai upaya ini selama lebih dari tiga tahun akhirnya akses air menjadi lebih baik dan berkecukupan. Selanjutnya dilakukan penjernihan air agar air tersebut tidak keruh dan bisa diminum,” ucapnya.
sebutkan pihak pihak yang mengalami permasalahan air bersih